Seperti yang dilansir CNN Indonesia - Jakarta - Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah komputer yang terinfeksi peranti jah...
Seperti yang dilansir CNN Indonesia - Jakarta - Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah komputer yang terinfeksi peranti jahat atau malware terbanyak dibandingkan negara lain yang ada di dunia.
Lembaga Indonesia Security Incidents Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) bekerjasama dengan Anubis, perusahaan yang mendeteksi malware di dunia, mencatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan persentase komputer yang terjangkit malware mencapai 26,27 persen.
Data ini didasarkan dari jumlah pengaduan pengguna yang menilai komputer mereka terinfeksi malware pada awal 2015.
5 Negara yang paling banyak terinfeksi virus Malware:
1. Indonesia (26,27 persen)
2. India (23,16 persen)
3. Vietnam (10,03 persen)
4. Thailand (4,84 persen)
5. Turki (2,77 persen)
Selain itu ada pula Filipina, Pakistan, Iran, Azerbaijan, Irak, Arab Saudi, Nepal, Malaysia, Yaman, dan Tiongkok.
![]() |
Rudi Lumanto |
Ketua ID-SIRTII Rudi Lumanto mengatakan, masyarakat Indonesia masih sangat tidak peduli dengan ancaman siber yang bisa jadi menginfeksi perangkat mereka. Padahal, menurutnya, jumlah serangan siber di Indonesia terus meningkat.
"Sekarang ini ada ancaman baru berupa serangan siber dari global yang harus ditahan oleh lokal, tentu saja ini membutuhkan bantuan dari warga dengan cara meningkatkan kesadaran diri atas keamanan komputer," kata Rudi.
Microsoft juga sempat merilis data pada kuartal empat 2013 yang mencatat Indonesia sebagai negara nomor dua dengan infeksi malware tertinggi, dengan persentase infeksi 22,2 persen secara global. Pakistan kala itu berada di peringkat pertama dengan 35,8 persen.
Secara total ID-SIRTII mencatat ada 48,4 juta serangan siber yang melanda Indonesia pada 2014 lalu. Serangan tertinggi terjadi pada Agustus dengan 18 juta serangan.
Serangan dalam bentuk program jahat atau malware masih mendominasi, sekitar 12 juta serangan, pemanfaatan masuk ke celah keamanan dengan 24.168 serangan, record leakage 5,970 kasus, pengelabuan 1.730 kasus, serta domain leakage 215 kasus.
Toto A. Atmojo selaku Vice President Virtus Technology Indonesia, perusahaan penyedia layanan keamanan siber, mengatakan bahwa serangan siber yang melanda Indonesia semakin canggih dari waktu ke waktu.
Selain konsumen, Toto berkata kejahatan siber juga menyerang korporasi di Indonesia. "Organisasi dituntut untuk terus memperbarui sistem keamanan mereka mengingat pola ancaman yang kian pintar dan tak terduga," ujarnya.
Dunia maya atau Internet memiliki tingkat anonimitas tinggi yang membuat siapa saja bisa berlaku jahat. Situs web pemerintah juga menjadi target utama peretasan dengan 3.288 insiden serangan terhadap situs pemerintah dengan domain .go.id di sepanjang 2014.
Sumber: CNN Indonesia